Selasa, 29 Mei 2012

PROPOSAL PENELITIAN


PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR             MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MIRIT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
dosen pembimbing Heru Kurniawan, M.Pd


a ump.jpg

Disusun oleh:
Noer Khayati
NIM. 092143504/ VI C




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, karena maju dan mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh maju dan mundurnya pendidikan di Negara tersebut.
Pendidikan di Indonesia belum seperti yang diharapkan, karena lembaga-lembaga pendidikan belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Bahkan pendidikan nasional pun dinilai gagal membangun karakter bangsa. Hal ini terbukti dari rendahnya nilai hasil ujian nasional, terutama nilai bidang studi matematika . Padahal matematika adalah bidang studi yang mendasari semua disiplin ilmu. Dua masalah utama dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa (rendahnya daya saing siswa diajang Internasional dan rendahnya nilai rata-rata ujian murni nasional khususnya matematika) serta kurangnya minat mereka dalam belajar matematika (matematika dianggap sulit dan diajarkan dengan metode yang tidak menarik karena guru menerangkan, sedangkan siswa hanya mencatat). Diduga, pendekatan pembelajaran matematika di Indonesia masih menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik. Siswa hanya diberi penjelasan dari guru dan disuruh mencatat, tanpa menemukan sendiri materi yang sedang dipelajari.
Salah satu upaya untuk meninggkatkan prestasi belajar matematika yaitu dengan menemukan metode pembelajaran yang baru yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dalam hal ini yang aktif  bukan hanya guru, tetapi siswa juga harus berperan aktif. Siswa diarahkan untuk menemukan sendiri pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari.
Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi keadaan tersebut, perlu memberikan tigas-tugas di luar jam pelajaran. Jika hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada untuk tiap mata pelajaran hal itu tidak akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang diharuskan.
  Terkait dengan hal tersebut, perlu diadakan penelitian untuk menemukan model pembelajaran yang baru, yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. Model pembelajaran yang akan diujikan disini adalah model pembelajaran cooperative tipe Team Assited Individualization (TAI) yang dikombinasikan dengan  pemberian tugas-tugas. Selain mengujikan model pembelajaran, perlu diadakan penelitian tentang minat para siswa, apakah berpengaruh terhadap prestasi belajar atau tidak.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dilihat beberapa permasalahan yang dapat diangkat untuk diadakannya penelitian antara lain sebagai berikut:
1.      Ada kemungkinan masih rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan oleh metode pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru di kelas. Kebanyakan pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk belajar menemukan sendiri apa yang sedang dipelajari. Siswa hanya disuruh mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Terkait dengan hal itu, maka perlu diadakan penelitian untuk menemukan metode yang baru yang mengedepankan keaktifan siswa.
2.      Rendahnya prestasi belajar siswa mungkin disebabkan siswa tidak berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Jika siswa tidak berani bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya kepada teman yang lain yang lebih paham yaitu dengan belajar secara berkelompok. Terkait dengan hal itu akan muncul pertanyaan apakah jika siswa belajar berkelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa atau tidak. Oleh karena itu dapat dilakukan penelitian mengenai cara belajar siswa.
3.      Ada kemungkinan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kurangnya latihan soal-soal. Terkait dengan hal itu maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui apakah jika siswa diberi tugas-tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa atau tidak.
4.      Rendahnya prestasi belajar siswa mungkin dipengaruhi minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Terkait dengan hal ini maka perlu diadakan penelitian mengenai minat siswa dalam pelajaran matematika.

C.     Pemilihan Masalah
Dari masalah yang telah diidentifikasi di atas, peneliti akan membatasi penelitian sebagai berikut:
1.        Terkait dengan permasalahan metode dalam proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa. Hal ini penting mengingat paradigma pendidikan Indonesia menuntut terjadinya perubahan ke arah belajar aktif yang berpusat pada diri siswa. Oleh karena itu perlu diupayakan suatu strategi pembelajaran yang mewujudkan keaktifan siswa.
2.        Terkait tentang kurangnya latihan soal-soal pada siswa. Dalam hal ini perlu dilakukan penelitian, karena dengan pemberian tugas diharapkan siswa akan terbiasa menyelesaikan masalah yang ada sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

D.    Pembatasan Masalah
Dari masalah yang telah dipilih di atas, akan diteliti  mengenai pengaruh metode pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa. Selanjutnya dilakukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut:
1.      Model pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI)   dan pemberian tugas-tugas.
2.      Kompetensi yang dipilih adalah semua materi kelas VIII semester I.
3.      Ruang Lingkup penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Mirit kelas VIII.

E.     Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Apakah prestasi belajar matematika siswa dengan model Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dan pemberian tugas-tugas akan meningkat?
2.      Apakah prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh minat siswa terhadap pelajaran matematika?


F.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui Apakah penerapan kombinasi pembelajaran team assited individualization (TAI) dan pemberian tugas-tugas dapat meningkatkan prestasi belajar matematika atau tidak.
2.      Untuk mengetahui apakah minat siswa terhadap pelajaran matematika mempengaruhi prestasi belajar?

G.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca, peneliti dan para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Manfaat penelitian ini :
1.      Bagi pembaca
Lahirnya suatu metode pembelajaran baru yaitu pembelajaran team assited individualization (TAI) dan pemberian tugas yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
2.      Bagi Guru
Diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa.
3.      Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman dalam menemukan metode yang tepat untuk siswa.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Definisi Hasil Belajar Matematika
a) Definisi Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk materi. Ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka.  
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar yaitu berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi belajar menurut para ahli sangat beragam. Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progesif ( Muhibbin Syah,2008 : 91).
Sedangkan menurut Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan) disebaban oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut (Muhibbin Syah,2008 : 91).
Secara institusional (tinjauan, kelembagaan) belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif, belajar adalah proses mencari arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan tersebut adalah dalam bentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang cukup lama. Dan perubahan-perubahan itu terjadi arena berbagai usaha yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan (Lilik Wahyu Utomo, 2099 : 8)
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses pematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang belajar.

b) Definisi Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Secara etimologi, matematika berasal dari Bahasa Latin “mathematica”, yang mulanya diambil dari bahasa Yunani “mathematike” yang berarti relating to learning. Akar katanya adalah mathemaa, yang berarti pengetahuan atau ilmu(science, knowledge). Kata “mathematike” ternyata berhubungan erat dengan kata “mathanien” yang berarti belajar atau berpikir. Dalam bahasa lain istilah matematika dikatakan “mathematics” (Inggris), “mathematic” (Jerman), dan “mathematic/wiskunde (Belanda). Menurut Elea Tinggih (1972:5), Matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Dalam pengertian lain, matematika adalah hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980:148).


c) Definisi Hasil Belajar
          Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar, namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil belajar. Sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Mudjiono (1994 : 4) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”. Belajar ditandai  oleh  ciri-ciri yaitu (a) disengaja dan bertujuan, (b) tahan lama, (c) bukan karena kebetulan, (d) bukan karena kematangan dan pertumbuhan”.
          Demikian pula dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapatan atau perolehan, buah”. Gagne (dalam Ratna Willis Dahar, 162), mengatakan bahwa ada lima kemampuan hasil belajar yaitu : (1) keterampilan-keterampilan intelektual, karena keterampilan-keterampilan itu merupakan penampilan-penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya, (2) penggunaan strategi-strategi kognitif, karena siswa perlu menunjukkan penampilan yang baru, (3) berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran, (4) dari hasil belajar adalah informasi verbal, (5) keterampilan-keterampilan motorik.
 
d) Definisi hasil belajar matematika
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapatan atau perolehan. Sedangkan Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar Matematika  adalah sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar Matematika untuk mendapatkan ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
 Dapat disimpulkan juga bahwa Hasil belajar Matematika yaitu hasil belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses interaksi pembelajaran mata pelajaran Matematika selama periode waktu tertentu.     

2. Metode Pembelajaran
Berdasarkan permasalahan yang dipilih untuk dijadikan penelitian, maka peneliti menggunakan dua metode sebagai variabel penelitian yaitu Metode Team Assited Individualization (TAI) dan metode konvensional. Kedua metode ini nantinya akan dibandingkan bagaimana pengaruhnya terhadap motivasi sekaligus terhadap prestasi belajar siswa. Berikut akan dijelaskan bagaimana system kedua metode tersebut:
a) Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI
TAI singkatan dari Team Asited Individualization. TAI merupakan salah satu teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin. Dalam model pembelajaran ini, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang heterogen yang selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif dan menumbuhkan rasa social yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.
Model pembelajaran TAI mempunyai delapan komponen. Delapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1.   Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa.
2.   Placement test, yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
3.   Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4.   Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang membutuhkannya.
5.   Teams Score and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan criteria penghargaan kepada kelompok yang berhasil secara cemerlang dan memberikan dorongan semangat jkepada kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
6.   Teaching Group, yakni pemberian matri secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
7.   Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
8.   Whole-Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Penerapan model pembelajaran TAI pada suatu mata pelajaran :
1.      Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada siswanya dengan mengadopsi model pembelajarn TAI, misalnya pada materi persamaan linear dua variabel.
2.      Guru menjelaskan menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran TAI, sebagai variasi suatu model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok.
3.      Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.
4.      Guru memberikan pre-tes kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan .
5.      Guru menjelaskan tentang materi baru secara singkat.
6.      Guru membentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa pada setiap kelompok. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya.
7.      Guru menugasi setiap kelompok dengan bahan ajar yang sudah disiapkan.
8.      Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melaporkan hambatan yang dialami oleh anggota kelomponya. Jika diperlukan, guru dapat  memberikan bantuan secara individual.
9.      Ketua kelompok harus bisa menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi ajar yang diberikan guru, dan siap diberi ulangan oleh guru.
10.  Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah.
11.  Guru dapat memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.

b)      Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabannya. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok. Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan untuk menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif, mendorong perilaku kreatif, membiasakan berpikir komprehensif, dan memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1) Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2) Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3) Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian tugas-tugas antara lain sebagai berikut :
(1) Seringkali siswa tidak mengerjakan tugas-tugas dengan kemampuan sendiri, melainkan meniru atau menyontek atau pun ikut-ikutan dengan alasan kerjasama;
(2) Guru kurang konsekuen memeriksa dan menghargai pekerjaan murid;
(3) Bila pekerjaan tenlalu sulit, hal ini akan menimbulkan kekurangtenangan mental siswa, takut, khawatir dan sebagainya;
(4) Sukar untuk memberikan tugas secara individual sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa sendiri;
(5) Para siswa mengerjakan tugas-tugas tidak mengikuti cara yang telah diajarkan oleh guru atau buku
(6) Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.
b) Metode Ekspositori
Dalam pembelajaran matematika model yang sering digunakan adalah model pembelajaran ceramah atau sering disebut dengan ekspositori. Metode ceramah menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010 : 97) yaitu cara penyajian pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturannya atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Model eksposisi menurut Dimayati dan Mudjiono (2009 : 172) merupakan kegiatan mengajar yang berpusat pada guru.
Guru berbicara, menerangkan dan memberi contoh soal. Siswa tidak hanya mendengar dan mencatat, tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya jika tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individu, menjelaskan kepada siswa secara individu.
Metode ekspositori mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelemahan metode ekspositori antara lain :
a.    mudah menjadi verbalisme (pengertian pendidikan)
b.   jika dilakukan secara terus menerus, maka akan membosankan
c.    siswa menjadi pasif
Kelebihan metode ekspositori antara lain :
a.    guru mudah menguasai kelas
b.   mudah mengorganisasikan kelas
c.    dapat diikuti dengan jumlah siswa yang cukup besar
d.   mudah mempersiapkan dan melaksanakan

B. Kerangka Berfikir
Model pembelajaran ekspositori saat ini masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah pada umumnya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, model pembelajaran tersebut dirasakan kurang dapat menghasilkan prestasi yang optimal. Terkait hal tersebut, peneliti mencari pemecahan masalah melalui penerapan belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik. maka yang perlu diperbaiki adalah proses pembelajaran yang berlangsung, yang diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi peserta didik, dengan kombinasi yang baik yakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan pemberian tugas-tugas. Ditujukan untuk perbaikan proses pembelajaran sangat ditekankan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan satu arah, terdapat timbal balik antara guru dan siswa, dengan demikian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dapat terpenuhi.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang dikombinasi dengan pemberian tugas-tugas  lebih memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah bersama. Selain itu kooperatif dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam pelajaran matematika. Siswa secara individu dapat membangun rasa percaya diri terhadap kemampuan untuk menyelesaikan maalah-masalah sehingga mengurangi rasa cemas dan takut.
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan pemberian tugas-tugas member kesempatan pada siswa untuk lebih  aktif dalam belajar dan mengekspresikan ide siswa. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan matematika yang dimiliki dalam kelompok maupun individu yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi.
Dalam pembelajaran matematika dirasa perlu adanya parttisipasi siswa yang lebih banyak dan perlu kreativitas dari siswa. Siswa diharapkan lebih mengekspresikan idenya sehingga akan mendorong potensi dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yang dikombinasi dengan pemberian tugas-tugas dirasa sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dengan Team Assisted Individualization (TAI) yang dikombinasi dengan pemberian tugas-tugas diharapkan prestasi dapat lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang dikombinasi dengan pemberian tugas-tugas dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mirit.



BAB III
METODEPENELITIAN




A. Tempat, Subyek dan Waktu penelitian
1.  Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mirit Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII semester  II tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Maret hingga akhir bulan April  tahun 2012.


B. Metode dan Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimental semu (quasi experimental research), karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Dalam  penelitian  ini dilakukan  manipulasi variabel terhadap variabel bebasnya yaitu pembelajaran  matematika  dengan metode Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dan pemberian tugas. Sedangkan variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi variabel terikat adalah minat siswa.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan rancangan penelitian faktorial 2 × 3 untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.




Tabel 3.1. TabelRancangan Penelitian.
 Metode mengajar (ai)

Minat Siswa (bj)

Tinggi (b1)
Sedang (b2)

Rendah(b3)

Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dan pemberian tugas (eksperimen) (a1)
ab11
ab12

Ab13

Metode Ekspositori (Kontrol) (a2)
ab21
ab22

Ab23


C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalahsemua siswa kelas VIII semester II di SMP Negeri 1 Mirit Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2011/2012.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling dilakukan dengan Simple Random Sampling  yang dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:
a.       Dari kelima kelas akan diambil 1 kelas sebagai kelas eksperimen dan 1 kelas sebagai kelas kontrol.
b.      Kelima kelas tersebut diacak/diundi untuk mendapatkan kelas eksperimen, kemudian diundi lagi untuk mendapatkan kelas kontrol.
c.       Didapat kelas B sebagai kelas eksperimen dan kelas D sebagai kelas kontrol
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 81). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B sebagai  kelas  eksperimen dan  siswa  kelas VIII D  sebagai  kelas  kontrol.

D. Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini melibatkan dua variabel,  yaitu  variabel  bebas  dan  variabel terikat.
1.    Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen  (terikat).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas  adalah Model Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dan pemberian tugas.  Pada  Pokok  Bahasan  Persamaan Linear Dua Varibel.
a. Metode Mengajar
1) Definisi operasional
Metode pembelajaran (learning method) adalah cara penyajian/penyampaian materi pelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan  rencana  yang  sudah  disusun  dalam  kegiatan  nyata  agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode digunakan   untuk  merealisasikan  strategi  yang  telah  ditetapkan.
2) Skala pengukuran : skala ordinal.
3) Indikator : perlakuan terhadap kelas eksperimen kombinasi menggunakan metode TAI dan pemberian tugas dan kelas kontrol dengan menggunakan metode ekspositori.
4) Simbol : ai, dengan i = 1, 2
a1 = Metode  Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dan pemberian tugas (eksperimen).
a2 = Metode  Ekspositori  (control).


b. Minat
1) Definisi operasional.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
2) Skala pengukuran : skala pengukuran ordinal.
3) Indikator : siswa dengan kelompok minat rendah, sedang dan tinggi.
4) Simbol : bj, denganj = 1, 2, 3
b1=minat siswa tinggi.
b2 =minat siswa sedang.
b3= minat siswa rendah
2.      Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
a. Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
b. Skala pengukuran : skala pengukuran interval.
c. Indikator : Nilai tes prestasi belajar matematika siswa pada materi persamaan linear dua variabel.
d.Simbol :  , koefisien korelasi
N      :  Jumlah Subjek
X      :  Skor yang dicari validitasnya
Y       :  Skor kriterium
XY    :  Perkalian antara soal dengan skor kriterium
ΣX2:  Jumlah kuadrat skor item
ΣY2: Jumlah kuadrat skor kriterium


E.   Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2006: 149). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode dokumentasi dan metode tes. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai UAS semester  dua  kelas VIII SMP Negeri 1 Mirit tahun pelajaran 2011/2012 untuk mata pelajaran matematika pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yang digunakan dalam menguji keseimbangan antara kelas ekperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa atau hasil  belajar  siswa  pada pokok  bahasan  persamaan linear dua variabel  setelah mendapat model pembelajaran. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yang memiliki bentuk dan kualitas tes yang  sama.
2. Metode Tes
Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai prestasi belajar matematika pada kompetensi pecahan yang berbentuk pilihan  ganda.
Sebelum instrumen tes digunakan sebagai alat pengumpul  data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap tes tersebut. Uji coba  ini dilakukan meliputi 2 hal sebagai berikut.
a. Analisis Instrumen
Analisis instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal tes telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas atau belum.
1). Uji validitas isi
Dalam dunia pendidikan, sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur sesuai dengan domain dan tujuan khusus tertentu yang samadengan isi pelajaran yang  telah  diberikan di dalam kelas.
Sebagian ahli tes berpendapat bahwa tidak ada satupun pendekatan statistik yang dapat digunakan untuk menentukan validitas isi suatu tes. Menurut Guion dalam Sumarna Surapranata (2006: 53), “Validitas isi hanya dapat dilakukan berdasarkanjudgement para ahli. Oleh  karena itu, dalam penelitian ini, untuk menilai apakah intrumen tes telah mempunyai validitasisi yang baik akan dilakukan oleh pakar atau validator (expert judgment).
2). Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat memberikan hasil yangrelatif sama pada saat dilakukan pengukuran lagi pada obyek yang berbeda  pada waktu  yang  berlainan.
Reliabilitas tes hasil belajar dapat  diuji dengan  beberapa  rumus  sebagai berikut:
A.    Rumus KR-20
Keterangan:
r11:indeks reliabilitas instrumen
n   :banyaknya butir instrumen
pi :proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
q1:1- pi
   :   Variansi  total





B.     Teknik  Spearman-Brown
Keterangan:
: indeks reliabilitas instrumen
: koefisien korelasi antara skor bagian pertama dan  bagian kedua.

C.    Teknik Flanagan
Keterangan :
: indeks reliabilitas instrumen
: variansi instrumen belahan pertama
: variansi instrumen belahan kedua
: variansi instrumen total

D.    Teknik Rulon
Keterangan :
:  indeks  reliabilitas  instrumen
: variansi perbedaan  skor  antara  dua  belahan
: variansi total

E.     Teknik Alpha
Keterangan :
: indeks reliabilitas instrumen
:banyaknya butir instrumen
: variansi belahan ke-i, i = 1, 2, 3, ..., k (k <n)
: variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.
b. Analisis Butir Instrumen
Analisis butir instrumen meliputi uji tingkat kesukaran, daya pembeda, dan berfungsinya pengecoh.
1) Tingkat Kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:
Keterangan :
P: Indeks kesukaran
B : Banyak peserta tes yang menjawab soal benar
Js : Jumlah seluruh peserta tes
2). Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan  siswa  yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk mencari  daya  pembeda  suatu  butir  soal adalah:
= 
DenganD = daya pembedasoal
nA= banyaknya peserta kelompok atas
nB = banyaknya peserta kelompok bawah
ΣA =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab  soal  dengan benar
ΣB =banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
3) Pengecoh
Dalam soal tes pilihan ganda pengecoh  merupakan  salah  satu hal yang perlu diperhatikan. Pengecoh dimaksudkan dengan alternatif  jawaban yang bukan  merupakan kunci jawaban, dimana sekiranya siswa  memilih  alternatif   jawaban  yang  salah  tersebut.
Dalam penelitian ini pengecoh dikatakan berfungsi jika pengecoh tersebut dipilih oleh sekurang-kurangnya 5% dari seluruh peserta tes dan peserta  dari kelompok yang tinggi menjawab lebih sedikit dari pada kelompok bawah.
3. Metode Angket
Angket dalam penelitian ini memuat pertanyaan-pertanyaan untukmengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Pilihan dari jawaban siswa nantinyadapat dijadikan indikator dalam menentukan kecenderungan motivasi belajarsiswa.
Adapun prosedur pemberian skor jawaban angket adalah sebagai berikut:
1. Soal dengan 4 item pilihan jawaban
a. Item positif
1) Jawaban a (selalu) mendapat skor 4
2) Jawaban b (sering) mendapat skor 3
3) Jawaban c (kadang-kadang) mendapat skor 2
4) Jawaban d (tidak pernah) mendapat skor 1
b. Item negatif
1) Jawaban a (selalu) mendapat skor 1
2) Jawaban b (sering) mendapat skor 2
3) Jawaban c (kadang-kadang) mendapat skor 3
4) Jawaban d (tidak pernah) mendapat skor 4
2. Soal dengan 3 item pilihan jawaban
a. Item positif
1) Jawaban a (senang) mendapat skor 3
2) Jawaban b (biasa-biasa saja) mendapat skor 2
3) Jawaban c (tidak senang) mendapat skor 1
b. Item negatif
1) Jawaban a (senang) mendapat skor 1
2) Jawaban b (biasa-biasa saja) mendapat skor 2
3) Jawaban c (tidak senang) mendapat skor 3
Setelah penyusunan item soal angket selesai, terlebih dahulu dilaukan ujicoba untuk menganalisis instrumen apakah sudah memenuhi kriteria validitas, konsistensi internal, dan reliabilitasnya.
a. Validitas isi.
Penelaahan instrumen angket dilakukan oleh validator yaitu seorang  pakar. Dalam penelitian ini, angket disusun untuk mengetahui tingkat motivasibelajar siswa. Karena motivasi berhubungan dengan kejiwaan, maka penelaahan angket akan dilakukan oleh psikolog.
b. Konsistensi Internal
Konsistensi internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing-masing butir angket tersebut dengan skor totalnya. Artinya butir-butir tersebut harus mengukur hal yang sama danmenunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk menghitungnya digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut.

Keterangan:
: indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
: cacahsubyek yang dikenai tes (instrumen)
X: skor untuk butir ke-i
Y: total skor
c. Uji Reliabilias
Untuk menguji reliabilitas angket digunakan  rumus (Anda dapat memilih rumus yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya) sebagai berikut:



F.   Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelumkelas eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t.  Adapun data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar  matematika  antara siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0:m1 = m2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)
H1: m1 ¹ m2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
b. Taraf Signifikansi : a = 0,05
c. Statistik Uji
Keterangan:
: mean dari kemampuan awal kelas eksperimen
: mean dari kemampuan awal kelas kontrol
: variansi dari kemampuan awal kelas eksperimen
: variansi dari kemampuan awal kelas kontrol
: jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas kontrol
d. Menentukan daerah kritik
 DK = { t| t < -
e. Keputusan Uji
Tolak H0jika hargatobs terletak di daerah kritik.
f. Kesimpulan
1) Ketiga kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 tidakditolak.
2) Ketiga kelas sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika H0ditolak.

G. Teknik Analisis Data
1.      Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas danuji homogenitas.
a. UjiNormalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperolehberdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metodeLilliefors dengan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2.    Taraf signifikansi (α = 0,05)
3.    Statistik Uji
Lhitung = maks |F(Zi)-S(Zi)|       :           Zi =
Keterangan:
F(Zi)    : P(Z <Zi) ; Z ~ N(0, 1)
S(Zi)     : proporsi cacah Z <Ziterhadap seluruh cacah Z
Xi: skor responden.
4.    Daerah Kritik (DK) = { L | L >Lα ; n} ; n adalah ukuran sampel
5.    Keputusan Uji
H0 ditolak jika Lhitung  terletak di daerah kritik
6.    Kesimpulan
1). Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 tidakditolak.
2). Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0ditolak.
b. Uji Homogenitas Variansi Populasi
Uji ini  digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas inidigunakan metode Bartlett dengan uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagaiberikut:
1. Hipotesis
H0 : (variansi populasi homogen)
H1 : paling tidak ada satu   (variansi populasi tidak  homogen)  untuk  i ¹ j ; i = 1, 2, ..., k; j = 1, 2, ..., k
2. Taraf signifikansi (α = 0,05)
3. Statistik Uji
X2 =
f : derajat kebebasanuntuk RKG = N k
N : cacah semua pengukuran
fj : derajat kebebasan untuk = nj -1
j: 1, 2, ..., k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j

RKG =                           
SSj =               c = 1 +
4. Daerah Kritik (DK) = {χ2| a ; k – 1}
5. Keputusan Uji
H0ditolak jikaX2  terletak  di daerah  kritik
6. Kesimpulan
a) Populasi-populasi homogen jika H0 tidak ditolak.
b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0ditolak.
2.      Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan teknik  analisis  variansi  dua  jalan  dengan sel tak sama, dengan model sebagai berikut:
Xijk = μ+ ai + bj + (ab)ij + eijk
Keterangan:
Xijk : data amatan ke-kpada baris ke-idan kolom ke-j
μ : rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)
ai: efek baris ke-i pada variabel terikat
bj: efek kolom ke-j pada variabel terikat
(ab)ij: kombinasi efek baris ke-idan kolom ke-j padavariabel terikat
eijk: deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (μ ij) yangberdistribusi normal dengan rataan 0. Deviasi  amatan  terhadap  rataan populasi  juga  disebut  error (galat).
i : 1, 2
dengan 1 : pembelajaran TAI dan pemberian tugas  (eksperimen)
2 : pembelajaran Metode  Ekspositori  (kontrol).
j : 1, 2
dengan 1 : Motivasi belajar tinggi
2 : Motivasi belajar sedang
3 : Motivasi belajar rendah
k : 1, 2, 3, ... , nij dengannij= banyaknya data amatan pada selij.
Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi duajalan dengan sel tak sama, adalah sebagai berikut:
a.        Hipotesis
H0A: ai = 0 untuk setiap i = 1,2
(tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat)
H1A : paling sedikit ada satuaiyang tidak nol
(ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat)
H0B: bj = 0 untuk setiapj = 1, 2, 3
(tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)
H1B : paling sedikit ada satubj yang tidak nol
(ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)
H0AB : (ab)ij untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3
(tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB :paling sedikit ada satu (ab)ij yang tidak nol
(ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)
b.      Komputasi
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasinotasisebagai berikut:
nij: ukuran selij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
: cacah data amatan pada selij
: frekuensi sel ij
: rataan harmonik frekuensi  seluruh sel: cacah seluruh data amatan.
N :  cacah  seluruh  data  amatan
SSj: jumlah kuadrat deviasi data amatan selij
SSj =
: rataan pada sel ij
Ai: :  jumlah rataan pada baris ke-i
Bj:  :  jumlah rataan pada kolom ke-j
G: jumlah rataan semua sel
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2),(3), (4), dan (5) sebagai berikut:

(1)          :  :                (3) :                  (5) :

(2)           :  :       (4) :

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel  tak  sama  terdapat  lima jumlah  kuadrat, yaitu:
JKA     := {(3)-(1)}
JKB     : {(4)-(1)}
JKAB   : {(1)+(5)-(3)-(4)}
JKG     : (2)
JKT: JKA + JKB + JKAB + JKG
Dengan:
JKA     : jumlah kuadrat baris
JKB     : jumlah kuadrat kolom
JKAB: jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom
JKG     : jumlah kuadrat galat
JKT      : jumlah kuadrat total
Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing  jumlah  kuadrat  tersebut adalah sebagai berikut:
dkA      = p-1                            dkB = q-1
dkAB = (p-1)(q-1)                   dkG = N-pq
dkT      = N-1
Berdasarkan jumlah kuadrat danderajat kebebasan masing-masing diperoleh rataan kuadrat sebagai berikut:
RKA     =                              RKB = 
RKAB  =               RKG =
c. Statistik Uji
Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini adalah:
1)        Untuk H0A adalahFa=  yang merupakan  nilai darivariabel randomyang berdistribusiF dengan derajat kebebasan p-1 danN-pq.
2)        Untuk H0BadalahFb =  yang merupakan nilai dari variabel randomyang berdistribusi F dengan derajat kebebasab q-1 danN-pq.
3)        Untuk H0ABadalahFab=  yang merupakan nilai dari variabelrandom yang berdistribusiF dengan derajat kebebasan (p-1)(q-1) dan N-pq.
d. Taraf Signifikansi (α = 0,05)
e. Daerah Kritik
1) Daerah kritik untuk Faadalah DK = {Fa| Fa>Fα ; p-1, N-pq}
2) Daerah kritik untuk Fbadalah DK = { Fb| Fb>Fα ; q-1, N-pq}
3) Daerah kritik untuk Fabadalah DK = { Fab| Fab>Fα; (p-1)(q-1), N-pq}
f. Keputusan Uji
H0ditolak jika Fhitungterletak di daerah kritik.
g. Rangkuman Analisis
Sumber
JK
dk
RK
Fobs
Fa
Baris (A)
Kolom (B)
Interaksi (AB)
Galat (G)
JKA
JKB
JKAB
JKG
p-1
q-1
(p-1)(q-1)
N-pq
RKA
RKB
RKAB
RKG
Fa
Fb
Fab
-
Ftabel
Ftabel
Ftabel
-
Total
JKT
N-1
-
-
-

3.      Uji Komparasi Ganda
a. Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis  variansi tersebut menunjukkan hasil bahwa hipotesis nol ditolak.Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakanmetode Scheffe.
1)      Komparasi rerata antar kolom

Dengan :
= nilaiFobspada perbandingan kolom ke-idan kolom ke-j
= rerata pada kolom ke-i
= rerata pada kolom ke-j
RKG= rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
= ukuran sampel pada kolom ke-i
= ukuran sampel pada kolom ke-j
Daerah kritik untuk uji adalah = {  | > (q-1)Fα;q-1,N-pq}


2)      Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama
Fij-kj
Keterangan :
Fij-kj= nilaiFhitpada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj
= rerata pada baris ke-ij
= rerata pada baris ke-kj
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava.
nij = ukuran sampel pada baris ke-ij
nkj= ukuran sampel pada baris ke-kj
Daerah Kritik untuk uji adalah = {Fij-kj | Fij-kj > (pq-1)Fα ;(pq-1),N-pq}
3)      Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama
Fij-kj
Keterangan :
Fij-ik    = nilai Fhitpada perbandingan baris ke-ij dan baris ke-ik
= rerata pada baris ke-ij
= rerata pada baris ke-ik
RKG= rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungananava.
nij= ukuran sampel pada baris ke-ij
nik = ukuran sampel pada baris ke-ik
Daerah Kritik untuk uji adalah = {Fij-kj| Fij-kj > (pq-1)Fα ;(pq-1),N-pq}
c.       Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi rerata.
d.      Menyusun rangkuman anlisis (komparasi ganda).